NABILA : Apa yang kau cari ??
Di sebuah café Metropolitan Mall, Bekasi, seorang lelaki sedang menikmati kesendiriannya. Dihirupnya Capucinno perlahan. Sore begitu cerah, baru saja dia menyelesaikan meeting dg klien kakapnya di Hotel Horison. Sekarang sedang rileks sebentar sambil mengatur agenda untuk dinner nanti malam dg klien yg lain. Sebagai pengusaha yg cukup sukses, hampir seluruh perhatiannya tersita tuntas buat pekerjaannya. Dia tergolong workoholic.
Diseberang mejanya, tiga ABG dg juicenya, memperhatikan diam-diam. Lelaki itu tak tahu kalau sedang diperhatikan. Pikirannya hanya focus diplan bisnisnya. Tiga ABG dg putih abu-abunya terus memperhatikan lelaki itu. Salah seorang memberanikan diri untuk menegur, “ Sendirian Om?”
“ Oh iya..” jawab lelaki itu seraya menatap remaja di depannya.
“ Nama saya Santi, itu temen-temenku, Ranti dan Emma”
“ Baru pulang sekolah?”
“ Iya om”
Santi, Ranti dan Emma, tiga remaja SMA yg bersahabatan. Selepas pulang sekolah mereka tidak langsung ke rumah. Dihabiskan waktunya untuk hangout bersama, bada maghrib baru mereka pulang.
Santi anak seorang pejabat yg sibuk, paling cepat selepas Isya ayahnya baru sampai di rumah bahkan kadang sampai tengah malam. Ibunya pun tak kalah sibuk dg aktivitas sosialitanya, arisan, kegiatan PKK dll. Praktis hanya waktu sarapan mereka bisa kumpul bareng, itupun kalau beruntung. Santi anak kedua, kakaknya sudah kuliah di luar kota, sehingga dia hanya ditemani pembantunya di rumah. Sepi sering menerpanya.
Ranti anak tunggal pengusaha sukses. Papanya sering tugas luar kota mengerjakan proyek-proyeknya. Mamanya seorang wanita karir, dg posisi yg bagus. Ranti tidak terlalu peduli dg kesibukan kedua ortunya, asal segala kebutuhannya terpenuhi termasuk uang saku untuk hangout bersama temen-temannya. Fasilitas Ranti selalu up to date. Bukankah mereka juga sibuk dg urusannya sendiri.
Berbeda dg kedua temanya, Santi dan Ranti, Emma bukanlah dari keluarga kaya. Bapaknya seorang pedagang, mempunyai kios di pasar yg ditungguin dari pagi sampai malam. Ibunya sudah lama tiada saat melahirkan adiknya yg kelima. Ada saudara jauh bapaknya yg membantu mengasuh adik-adiknya. Dg delapan orang dalam rumah 36, membuat Emma tidak betah berlama-lama di rumah. Sehabis sekolah waktunya dihabiskan buat jalan-jalan ke mana saja untuk menghilangkan stresnya.
Santi, Ranti dan Emma dipertemukan dalam satu sekolah yg sama dan kebutuhan yg sama sehingga membuat mereka cepat akrab satu sama lainnya. Mereka bersahabat walau dari status ekonomi yg berbeda.
“ Apa yg kalian lakukan sepulang sekolah?” Tanya lelaki itu seraya mempersilakan ketiga ABG duduk semeja dgnya..
“ Biasa om, anak muda. Kita cari kesenangan, dari pada bete di rumah”, jawab Ranti sambil melirik kedua temannya.
“ Kalau mau, Om bisa ajak kami jalan-jalan kemana saja, ke café, hotel atau motel juga bisa. Tapi kami punya batas-batas, Om. Hanya sekedar makan minum dan pegang-pegang saja. Selebihnya tidak boleh “ ujar Santi yg di anggukan kedua temannya juga.
Lelaki itu kaget & terkejut mendengarnya. Padahal tampaknya ketiga ABG ini remaja baik-baik. Pakaian dan dandanannya juga tidak seronok. Masih pakai putih abu-abu lengkap dg badge nama sebuah sekolah cukup terkenal di wilayah Bekasi, berarti satu sekolah dg anak gadisnya. Ah…lama sekali ga bercengkrama dg anaknya yg tentu seusia 3 ABG di depannya.
“ Kalian lakukan itu semua selepas pulang sekolah?” Tanya lelaki itu.
“ Apa salahnya Om? Asal saling menyenangkan…..”
“ Bagaimana dg orang tua kalian?”
“ Mana mereka tahu Om”
Lelaki itu terdiam tak berkata apapun, dia hanya heran. Ini seperti cerita-cerita di sinetron atau novel.
“ Kalau Om minta yg lebih dari itu, kita ada teman yg bisa dan mau di perlakukan semau yg bawa…asal kita juga diajak jalan-jalan dan makan minum, Om “ kata Emma hati-hati.
“ Siapa?”
“ Nabila Om namanya”
“ Nabila?” ucap lelaki itu lirih, hampir tak terdengar. Nama yg begitu dikenalnya, namun terasa asing . Alangkah jauh.jarak dia dg anaknya itu sekarang, sampai tak diketahui aktivitasnya…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar